Tuesday

Kita boleh marah tetapi....

Satu artikel buat penginsafan kita bersama...


Ada seorang hamba Allah (yang berasal dari Surabaya), yang menceritakan kejadian seorang ibu penjual tempe. Peristiwanya terjadi di sebuah desa di Jawa Tengah. Ibu setengah baya tersebut sehari-harinya adalah penjual tempe di desanya. Tempe yang dijualnya merupakan tempe yang dibuatnya sendiri.

Pada suatu hari, seperti biasanya, pada saat ia akan pergi ke pasar untuk menjual tempenya, ternyata pagi itu, tempe yang terbuat dari kacang kedele itu masih belum jadi tempe alias masih setengah jadi.

Ibu ini sangat sedih hatinya. Sebab jika tempe tersebut tidak jadi berarti ia tidak akan mendapatkan uang karena tempe yang belum jadi tentunya tidak laku dijual. Padahal mata pencarian si ibu hanyalah dari menjual tempe saja agar ia dapat memenuhi keperluan hidupnya sehari-hari.

Dalam suasana hatinya yang sedih, si ibu yang memang aktif beribadah teringat akan firman Allah yang menyatakan bahwa Tuhan dapat melakukan perkara-perkara ajaib, bahwa bagi Allah tiada yang mustahil.

Lalu iapun mengangkat kedua tangannya berdoa di antara beberapa batangan kedele yang masih dibungkus dengan daun pisang tersebut. Allah, aku mohon kepadaMu agar kedele ini menjadi tempe, Amin.

Demikian doa singkat si Ibu yang dipanjatkannya dengan sepenuh hatinya. Ia yakin dan percaya pasti Allah menjawab doanya. Lalu, dengan tenang ia menekan-nekan dengan ujung jarinya bungkusan bakal tempe tersebut.

Dengan hati yang deg-deg-an ia mulai membuka sedikit bungkusannya untuk melihat mukjizat kedele jadi tempe terjadi. Lalu apa yang terjadi.. Dengan kaget dia mendapati bahwa kedele tersebut masih tetap kedele. Si Ibu tidak kecewa. Ia berpikir bahwa mungkin doanya kurang jelas didengar Allah.

Lalu kembali ia mengangkat kedua tangannya berdoa di antara beberapa batangan kedele tersebut. "Allah, aku tahu bahwa bagiMu tiada yang mustahil.
Tolonglah aku supaya hari ini aku bisa berdagang tempe karena itulah mata pencarianku Aku mohon Allah jadilah ini menjadi tempe, Amin".

Dengan berharap iapun kembali membuka sedikit bungkusan tersebut. Lalu apa yang terjadi? Dengan kaget ia melihat bahwa kacang kedele tersebut..masih tetap begitu!

Sementara hari semakin siang di mana pasar tentunya akan semakin ramai. Si ibu dengan tidak merasa kecewa atas doanya yang belum terkabul, merasa bahwa bagaimanapun sebagai langkah iman ia akan tetap pergi ke pasar membawa keranjang berisi barang dagangannya itu. Ia berpikir mungkin mukjizat Allah akan terjadi di tengah perjalanan ia pergi ke pasar. Lalu iapun bersiap-siap untuk berangkat ke pasar.

Semua keperluannya untuk berjualan tempe seperti biasanya sudah disiapkannya. Sebelum beranjak dari rumahnya, ia sempatkan untuk mengangkat kedua tangannya untuk berdoa. "Allah, aku percaya, Engkau akan mengabulkan doaku. Sementara aku berjalan menuju pasar, Engkau akan mengadakan Mujijat buatku, Amin".

Lalu ia pun berangkat. Di sepanjang perjalanan ia tidak lupa baca doa dalam hati.

Tidak lama kemudian sampailah ia di pasar. Dan seperti biasanya ia mengambil tempat untuk menggelar barang dagangannya. Ia yakin bahwa tempenya sekarang pasti sudah jadi. Lalu iapun membuka keranjangnya dan pelan-pelan menekan-nekan dengan jarinya bungkusan tiap bungkusan yang ada.


Perlahan ia membuka sedikit daun pembungkusnya dan melihat isinya. Apa yang terjadi? Ternyata saudara-saudara?? tempenya benar-benar..?? belum jadi!

Si Ibu menelan ludahnya. Ia tarik napas dalam-dalam. Ia mulai kecewa pada Allah tidak adil.

Allah tidak kasihan kepadanya. Ia hidup hanya mengandalkan (mengharapkan) hasil menjual tempe saja. Selanjutnya, ia hanya duduk saja tanpa menggelar dagangannya karena ia tahu bahwa mana ada orang mau membeli tempe yang masih setengah jadi.

Sementara hari semakin siang dan pasar sudah mulai sepi dengan pembeli. Ia melihat dagangan teman-temannya sesama penjual tempe yang tempenya sudah hampir habis. Rata-rata tinggal sedikit lagi tersisa. Si ibu tertunduk lesuh. Ia seperti tidak sanggup menghadapi kenyataan hidupnya hari itu. Ia hanya bisa termenung dengan rasa kecewa yang dalam. Yang ia tahu bahwa hari itu ia tidak akan mengantongi uang sepeserpun.

Tiba-tiba ia dikejutkan dengan sapaan seorang wanita. "Bu...?..! Maaf ya..., saya mau tanya. Apakah ibu menjual tempe yang belum jadi". Soalnya dari tadi saya sudah keliling pasar mencarinya.

Seketika si ibu tadi terperangah. Ia kaget. Sebelum ia menjawab sapaan wanita di depannya itu, dalam hati cepat-cepat ia berdoa, "Allah, saat ini aku tidak perlu tempe lagi. Aku tidak perlu lagi. Biarlah daganganku ini tetap seperti semula, Amin".

Tapi kemudian, ia tidak berani menjawab wanita itu. Ia berpikir jangan-jangan selagi ia duduk-duduk termenung tadi, tempenya sudah jadi.
Jadi ia sendiri saat itu dalam posisi ragu-ragu untuk menjawab ya kepada wanita itu. "Bagaimana nih ?" ia pikir. "Kalau aku katakan iya,jangan-jangan tempenya sudah jadi. Siapa tahu tadi sudah terjadi mukjizat Allah?" Ia kembali berdoa dalam hatinya, "Ya, Allah, biarlah tempeku ini tidak usah jadi tempe lagi. Sudah ada orang yang kelihatannya mau beli. Allah tolonglah aku kali ini. Allah dengarkanlah doaku ini.." ujarnya berkali-kali.

Lalu, sebelum ia menjawab wanita itu, ia pun membuka sedikit daun penutupnya. Lalu??apa yang dilihatnya Saudara-Saudara......?
Ternyata....memang benar tempenya belum jadi Ia bersorak senang dalam hatinya. "Alhamdulillah",katanya.

Singkat cerita wanita tersebut memborong semua dagangan si ibu itu. Sebelum wanita itu pergi, ia penasaran kenapa ada orang yang mau beli tempe yang belum jadi. Ia bertanya kepada si wanita.

Dan wanita itu mengatakan bahwa anaknya di Yogya mau tempe yang berasal dari desa itu. Berhubung tempenya akan dikirim ke Yogya jadi ia harus membeli tempe yang belum jadi, supaya agar setibanya disana, tempenya sudah jadi.
Kalau tempe yang sudah jadi yang dikirim maka setibanya disana nanti tempe tersebut sudah tidak bagus lagi dan rasanya sudah tidak enak lagi.

Apa yang bisa kita simpulkan dari kejadian ini?

Pertama : Kita sering memaksakan kehendak kita kepada Allah pada waktu kita berdoa padahal sebenarnya Allah lebih mengetahui apa yang kita perlukan.

Kedua : Allah menolong kita dengan caraNya yang sama sekali di luar perkiraan kita sebelumnya.

Ketiga : Tiada yang mustahil bagi Allah

Keempat : Percayalah bahwa Allah akan menjawab doa kita sesuai dengan rancanganNya.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.